Kamis, November 22, 2012

Industri Kecil Menengah Putro Wayang

 foto hasil jadi produk
 proses pewarnaan
foto bersama pemilik IKM Pak Putro

Mengambil contoh dari daerah Tamansari Industri Kecil Menengah Putro Wayang di jalan Patehan Lor RT 18 RW 04 Yogyakarta. Industry Kecil Menengah (IKM) Putro Wayang berdiri sekitar 7 tahun lebih kira-kira pada tahun 2004-an. Industri ini dikelola oleh keluarga pak Putro Pemilik IKM Putro Wayang sendiri. Inspirasi awalnya mendirikan usaha ini adalah untuk melestarikan budaya daerah di Yogyakarta ini. Ini merupakan apresiasi yang sangat besar yang patut kita berikan kepada pak Putro. Karena selain beliau berwirausha juga merangkap sekaligus melestarikan budaya wayang kulit. Nama IKM ini sendiri diambil dari nama pemiliknya yaitu Pak Putro. 

Pada awalnya produk hasil Industri pak putro ini di pasarkan di wilayah Yogyakarta saja, namun berkat ketekunan dan keuletan pak Putro pemasaran produk ini sekarang bisa keluar daerah bahkan manca Negara. Banyak sekali peminat wayang ini, pembelinya berasal dari berbagai daerah baik daerah jawa sendiri maupun daerah luar pulau jawa yang membeli produk pak putro. Ada yang membeli wayang sebagai koleksi, ada juga pembeli wayang sebagai oleh-oleh dari Yogyakarta. 

Harga Setiap wayang yang dibuat dan setiap wayang yang laku terjual memiliki jenis dan pola wayang yang berbeda, sehingga harganya pun ikut berbeda. Untuk modal pembuatan satu wayang kuli yang berukuran besar misalnya itu sudah memakan waktu kurang lebih satu minggu untuk menatah dan satu minggu untuk menyungging dan kira-kira dari keseluruhan menatah hingga menyungging memakan waktu kurang lebih tiga minggu untuk satu wayang. 

Sedangkan harga berdasarkan jenis wayang. Misalnya saja wayang Baladewa itu memiliki tingkat kerumitan yang tinggi saat menatahnya jadi nilai jualnya pun paling tinggi dibandingkan wayang-wayang yang lainya. Harganya berkisaran antara 2-3 juta dengan modal yang begitu besar sekitar 900 ribu rupiah. 

Sedangkan wayang seperti Gatot Kaca itu hanya 1,5 jutaan dan memakan modal sekitar 400-500 ribu rupiah. Sedangkan waktu teknik tatah sungging yang paling lama dan modal paling tinggi adalah pembuatan Gunungan wayang. Itu bisa memakan waktu sekitar satu bulan lebih dengan biaya lebih dari satu juta. Oleh karena itu harga jualnya menurut mas Putro sekitar 3,5-5 juta. 

Produk 

Jenis produk yang dibuat di Industri Kecil Menengah (IKM) Pak Putro adalah wayang. Berbagia jenis wayang beliau buat untuk memenuhi kebutuhan pasar saat ini dan untuk menghidupkan budaya yang sudah sejak lama ada dalam keluarga pak Putro. 

Alat yang digunakan : 
  • Palu yang terbuat dari kayu pule. 
  • Tatah yang terbuat dari besi dari ruji motor sebanyak 36 buah dengan cadangan 
  • Panduk 
  • Pensil terbuat dari besi gunanya saat pembuatan pola. 
  • Batu asahan digunakan saat mengasah tatah 
  • Kapuk minyak digunakan untuk pelumas saat mengasah tatah. 

Bahan yang digunakan : 

  • Kulit sapi 
untuk bahan dari kulit sapi ini ternyata menghasilkan kualitas wayang yang kurang baik dan menarik karena wayang bisa menekuk-nekuk dan terlihat sangat jelek. Sehingga kebanyakan para pembeli banyak yang complain. Maka sekarang mas Putro tidak lagi menggunakan bahan dari kulit sapi. 
  • Kulit kerbau 
untuk bahan dari kulit kerbau inilah yang memiliki kualitas yang tinggi dan sangat bagus karena berdasarkan kualitas kulit maka kulit kerbau yang nomor satu. Oleh karena itu mas putro memakai dari bahan kulit kerbau. 

Teknik pembuatan 

Teknik pembuatan yang dipakai dalam Industri Kecil Menengah Pak Putro adalah Teknik Tatah sungging. 

Dengan Proses penyamakan menggunakan proses samak tradisional. Kulit kerbau diawetkan dengan cara dihilangkan bulunya serta sisa-sisa daging kemudian diberi garam setelah itu di pentang dalam kondisi miring jangan sampai terkena sinar matahari karena apabila terkena sinar matahari akan mengurangi kulaitas dan corak kulit. Dalam istilah orang jawa mengatakan kulit dipentang itu di isis. 

Dan setelah proses pengawetan selesai dan sudah kering. Maka selanjutnya adalah kulit di belah menjadi beberapa bagian. Biasanya satu kulit kerbau bisa dibelas menjadi 7-8. 

Sesudah itu di buatlah pola terlebih dahulu untuk penatah yang masih awam, sedangkan untuk yang sudah ahli atau masternya tatah biasanya tidak perlu dibuat pola lagi karena akan memakan waktu yang lama. Kebanyakan yang sudah ahli itu lebih hapal tentang polanya. 

Setelah di tatah sudah selesai proses selanjutnya adalah penyunggingan atau pewarnaan pola tatah tadi. Sehingga dengan disungging maka bentuk wayang akan semakin menarik dan lebih indah. Kemudian tahap selanjutnya atau tahapan yang terakhir itu adalah memperindah dengan pernak-pernik atau warna yang lainya kemudian di beri kayu untuk di lekatkan pada tubuh, tangan wayang.

Selly Sandal kerajinan sandal di Desa Keparakan Kidul



Sampel Industri Kecil Menengah yang diambil di sini adalah Produk Selly Sandal kerajinan sandal di Desa Keparakan Kidul, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta. Industri ini milik Bapak Soranto yang berdiri kurang lebih 9 tahun-an. Bapak Soranto adalah seorang pengrajin Sandal kulit yang menggunakan bahan kulit samak nabati. Beliau membangun usaha ini dengan modal yang tidak banyak.
Sebelumnya Bapak Soranto memulai usahanya, beliau ikut mencari pengalaman bersama Pak Yadi. Beliau telah ikut bersama Pak Yadi sejak dia masih bersekolah di Sekolah Menengah Atas. Setelah beliau menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas, barulah beliau bekerja sebagai karyawan Pak Yadi. Beliau bekerja bersama Pak Yadi selama kira-kira sekitar 3 tahun-an. Setalah beliau memperoleh ilmu dari pengalaman yang lumayan banyak, beliau mencoba-coba membuka usaha sendiri. Beliau mengalami berbagai halangan dan rintangan dalam usahanya. Tapi beliau berusaha untuk tetap menjalankan usahanya hingga sampai seperti sekarang. Selama industri ini berkembang harga jual sandal di tempat Pak Soranto satu pasangnya adalah Rp. 10.000,-


Alat dan Bahan
Dalam pembuatan produk IKM Pak Soranto yang berupa sandal Flipflop atau sandal jepit, adapun alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
  • Plong: adalah alat yang digunakan untuk membuat lobang pada sandal, tempat jepit kaki.
  • Tatah: adalah alat yang digunakan untuk membuat lobang kiri dan kanan tempat tali sandal.
  • Nekermen: adalah alat yang digunakan untuk membuat tali sandal.
  • Lis: adalah alat yang digunakan untuk membuat pola pada koten.
  • Mesin Jahit: adalah alat yang digunakan untuk menjahit kulit nabati dan tali sandal.
  • Kulit Nabati: adalah Bahan Kulit yang disamak nabati untuk membuat bagian atas sandal.
  • Spon: adalah bahan yang digunakan untuk menempelkan bagian sol dengan kulit nabati.
  • Sol: adalah bahan Lapisan paling bawah untuk sandal.

Proses Pembuatan Produk
Produk yang dibuat adalah sandal jenis Flipflop alias sandal jepit, sandal yang sering digunakan untuk pergi ke pantai atau ke tempat-tempat santai yang lain.
a) Bahan spons diberi lem latek, lalu dijemur sampai warnanya kembali seperti semula.
b) Bahan Kulit Nabati dalam bentuk lembaran dipola dengan menggunakan lis membuat bagian alas sandal.
c) Bahan Kulit Nabati lembaran tadi dipotong sesuai pola yang telah dibentuk.
d) Bahan Kulit Nabati diberi lem, kemudian ditempelkan pada spon yang sudah kering tadi dengan menggunakan lem latek. Lalu dijemur.
e) Bahan Spons dipotong sesuai bentuk kulit nabati yang telah dipolakan.
f) Bahan Spon dan bahan kulit nabati yang telah menempel tersebut dijahit.
g) Bahan Sol diberi lem aibon, lalu ditempelkan pada benen(spon dan kulit nabati yang telah dijahit).
h) Disetel menurut model yang diinginkan.

Minggu, November 04, 2012

HIMSSI




HIMSSI
Himssi adalah Perguruan Pencak Silat yang berdiri di Palembang, Sumatera Selatan. HIMSSI singkatan dari HIMPUNAN SENI SILAT INDONESIA. Yang dimaksud dengan kata HIMPUNAN diatas adalah gerakan atau unsur seni bela diri yang ada di HIMSSI berasal dari berbagai aliran Pencak Silat yang ada di Indonesia.

ARTI LAMBANG DALAM HIMSSI


1. LINGKARAN
1.a. Melambangkan Himpunan Seni Silat dari Berbagai Aliran Silat.
1.b. ( Warna Kuning ) Melambangkan Kejayaan Atas Dasar Budi Luhur.
2.a. Melambangkan Himpunan Seni Silat dari Kawasan Nusantara Pusaka Tanah Air.
2.b. Melambangkan Bentuk Maupun Motivasi Seni Silat.


pohon cemara (corel draw)

POHON CEMARA Langkah-langkah membuat pohon cemara: 1.        Pertama-t...